Wasiat Terakhir Hadrotussyaikh Simbah KH. Abdul Karim Lirboyo Jelang Wafat

Berikut Adalah Wasiat Terakhir Hadrotussyaikh Simbah KH. Abdul Karim Lirboyo Jelang Wafat

Menjelang wafat, pendiri Pesantren Lirboyo yang juga termasuk dalam tiga tokoh Lirboyo, Simbah KH. Abdul Karim, menyampaikan nasihat terakhirnya.

"Mengko yen aku wis mati, aku tulung didungakno, yo! (nanti kalau aku sudah meninggal, tolong aku tolong didoakan, ya!),”
pesannya dengan dengan nada rendah.

Susana hening. Sanak famili yang sedari tadi menunggui Mbah Karim diam seribu bahasa, menyimak pesan terakhir kiai kharismatik tersebut. Kemudian, Mbah Karim kembali melanjutkan wasiat terakhirnya yang justru di luar kebiasaan orang pada umumnya.

"Aku tulung dungakno ben diakoni santrine Mbah Kholil (aku tolong didoakan supaya diakui santrinya Mbah Kholil).”

Kiai Kholil, Bangkalan, Madura adalah guru Mbah Karim serta kiai-kiai besar lain di berbagai pelosok negeri. Kiai Kholil termasuk pencetak generasi ulama besar Nusantara.

Subhanallah, pribadi yang begitu masyhur kealimannya, yang memiliki ribuan santri, dengan rendah hatinya tetap minta dididoakan agar diakui sebagai santri.

Allahummanfa'na bibarkatih. Amin.

* Cerita ini disampaikan oleh KH. Muhammad Shofi Al Mubarok Baedlowie dari Cucu Mbah Abdul Karim, Allahu yarham KH. Abdul Aziz Manshur dari Pacul Gowang, Jombang saat acara Ramah Tamah Purna MHM lirboyo 2007.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wasiat Terakhir Hadrotussyaikh Simbah KH. Abdul Karim Lirboyo Jelang Wafat"

Post a Comment